Minggu, 10 April 2011

naskahku


40 Kunci Pembuka Pintu Langit

   Daftar Isi                                                                                                     Hal
            Kenapa harus berdoa ………………………………………….
Keutamaan dan hikmah berdoa ………………………………
            40 kunci pembuka pintu langit ……………………………….
1. Bertobat dan berserah diri
2  Lemah lembut
3. Sabar
4. Khusyu
5. Mengikuti sunah
6. Penuh harap dan cemas
7. Melakukan amalan soleh terlebih dahulu
8. Melakukan amalan soleh terlebih dahulu
9. Memuji Allah
10. Mendahulukan taubat yang benar
11. Faqir dihadapan-Nya saat munajat  
12. Hadirnya hati dengan harapan yang kuat
13. Tidak putus asa saat berdo’a
14.  Berdoa dalam keadaan suci
15. Menggantungkan doa dengan kehendak
16. Terlalu merinci dalam berdoa
17. Tergesa-gesa meminta cepat dikabulkan
18. Ihtihsar atau merasa bosan dan letih
19. Berdoa dengan hati yang lalai
20. Hari Jum’at
21. Ketika sujud  saat terdekat dengannya
22. Waktu antara Adzan dan Iqomah
23. Saat safir atau dalam perjalanan
24. Doa seseorang untuk saudaranya seiman
25. Sepertiga malam saat Allah turun kelangit dunia
26. Saat turun hujan
27. Sat bertemu musuh di medan perang
28. Bulan ramadhan saat berbuka dan sahur
29. Malam lailatul Qadar
30. Bulan Dzulhijjah

Potret orang bahagia dan menderita karena doa
Daftar Rujukan























  1. Bertobat dan berserah diri
    Ketika seseorang berdoa hendaknya terlebih dahulu memohon ampunan dari segala kesalahan baik itu dosa kecil maupun dosa besar, memohon ampunan dengan benar-benar menyesali apa yang diperbuat karena selama melakukan segala kesalahan (dosa) insyaallah alllah akan mengampuninya.
    William james berkata: tuhan mengampuni dosa-dosa kita, tetapi sistem saraf kita tidak bisa melakukannya” rasulullah bersabda dalam hadits qudsi, Allah yang maha tinggi berfirman “wahai anak adam seandainya dosa-dosamu hampir memenuhi bumi dan kamu menemui-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku, aku akan datang menemuimu dan memberi ampunan untukmu” jadi siapapun kita pernah melakukan dosa entah itu besar atau kecil. Jangankan kita manusia biasa, para nabi pun pernah melakukan dosa.
            Nabi musa as ia pernah melakukan kesalahan ia membunuh salah satu umatnya, lalu ia menyesal sambil memohon ampun.
            “ya tuhanku ampunilah aku dan allah mengampuninya”
            Begitupun nabi daud ia pun pernah melakukan kesalahan, lalu ia menyesal atas kesalahannya karena penyesalannya itu ia berhak mendapatkan nikmat yang paling agung berupa pengetahuannya mengenal rabb-Nya.
            “maka kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi kami dan tempat kembali yang baik” QS: Shad: 25
            Dalam hadis sohih rasulullah saw bersabda:
            “setiap orang diantara kalian selalu berbuat dosa yang terbaik diantara orang yang berbuat dosa adalah yang terus menerus memohon ampunan”

2 Lemah lembut
“ambilah kesempatan berdoa ketika hati sedang lemah lembut karena itu adalah rahmat” (Hr Dailami)
Lemah lembut selain etika, adab dan sopan santun saat berdoa juga salah satu kunci pembuka pintu ijabah dibuka. Namun demikian realita yang nampak dimasyarakat sebaliknya. Kita sering menyaksikan seringkali terjadi demi kelancaran upacara malah sering menodai etika berdoa itu sendiri. Sehingga sulit membedakan antara doa dan pidato atau bagaikan retorika yang panjang dengan nada yang keras dan melengking. Padahal al-qur’an memberikan garis etika berdoa agar bersikap berprihatin rendah hati dan suara yang lembut.
Oleh karenanya, allah memuji nabi zakariya karena sikapnya dalam berdoa, bahkan dikabulkan doanya.
“yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabb-Nya dengan suara yang lembut” Qs: Maryam: 3
Abu musa al asy’ari ra berkata: “aku pernah datang ke madinah bersama rasulullah saw tatkala kami telah berada di dekat madinah, beliau saw bertakbir dan orang-orang pun bertakbir bersama beliau, serta mengangkat suara mereka. Maka nabi saw bersabda, “sesungguhnya yang kalian mohon tidak tuli dan tidak absen. Sesungguhnya kalian sedang memohon kepada yang maha melihat (Hr Bukhori dan Muslim)
Tentang mengeraskan suara saat berdoa, memang tidak semua dilarang, intinya dianjurkan untuk tidak mengeraskan suara ketika berdoa saat pada kesempatan yang dicontohkan rasulullah saw.

  1. Sabar
Sabar bukan saja berlaku saat ujian dan nikmat datang namun, saat berdoapun bila doanya ingin dikabulkan harus bresikap sabar. Karena sifat manusia adalah bosan, bila keinginnannya tak segera dipenuhi mudah ngambek dan kecewa, ingin segera apa yang diininkannya segera dipenuhi atau ingin segera permohonannya segera diijabah seperti petani yang menanam tanaman sekarang ingin dipetik besok bahkan kalau bisa menanam pagi dan memetik sore harinya. Bukankah allah sang penguasa alam sangat kuasa untuk menciptakan sesuatu hanya dengan berkata ”kun” jadilah, apa yang dikehendakinya. Tapi allah mengajari kita agar dalam berfikir dan bertindak dengan cermat. Juga dengan nabi nuh ia bersama orang beriman beliau mampu memenangkan dakwahnya dengan menyeru kaumnya siang dan malam, terang-terangan dan sembunyi selama 950 tahun. Kalau saja tidak sabar apa yang terjadi dengan dakwahnya? Namun berkat kesabarannya ia selamat bersama umatnya dari badai banjir ia menyelamatkan dirinya yang dibuat oleh tangannya sendiri bukan perahu yang diturunkan oleh tuhannya dari langit.
Pengalaman ibnu jauzi saat ia berdoa tidak dikabulkan mengenai sabar ketika berdoa.
 Seperti dikisahkan  oleh ibnu jauzi mengenai pengelamannya ketika ia berdoa jangan bersedih dulu atau menyesal hingga brehenti berdoa ketika doa kita belum dikabulkan sabarlah sejenak. Mari kita belajar dari pengalaman syaikh ibnu jauzi yang dikatakannya sendiri. ”aku pernah mengalami kesulitan dan kepayahan, kemudian aku perbanyak doa untuk memohon keselamatan dan ketenangan, tapi tampaknya doaku tak kunjung dikabulkan sebagaimana harapanku. Jiwaku gelisah, lalu kukatakan padanya dengan keras: ”celakalah engkau, periksalah keadaanmu, apakah engkau ini budak atau raja? Tidakah engkau tau bahwa dunia ini adalah tempat ujian? Jika engkau ingin mendapat apa yang kau inginkan kemudian engkau tidak bersabar tatkala engkau belum mencapainya, dimanakah ujian hidup itu jadinya? Engkau telah menginginkan sesuatu yang engkau tidak tau akibatnya. Padahal bisa saja sesuatu itu justru membahayakanmu.
Allah swt berfirman” bisa saja engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu dan bisa saja engkau mencintai sesuatu padahal itu buruk bagimu, dan allah yang maha mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui” Qs Albaqarah: 276

  1. Khusyu
Sering kita menyaksikan bahwa setiap seseorang selesai melakukan shalat pada waktu itu juga ia melakukan permohonannya kepada allah dengan berdoa tetapi tanpa disadarai apa yang lagi diucapkannya mungkin hanya kata allahuma atau mungkin kata lainnya, yaitu kata amin. Mengapa anda tertawa? Bukankah hal ini kenyataan.  Karena khusyu bukan saja saat shalat saja, justru pertanda bila shalatnya tidak khusyu biasanya doanyapun buru-buru bkan khusyu, padahal salah satu pintu ijabah kuncinya adalah khusyu. Bagaimana khusyu saat berdoa?
Khusyu saat berdoa yakni ia mengharap terkabulnya doa dengan berbaik sangka terhadap Rabb-Nya. Namun demikian ia cemas dan khawatir dan berharap hingga tidak putus asa dari terkabulnya doa dan tak merasa aman dari siksa lantaran dosanya.
 Seperti yang di katakan imam ar-Razzi dalam pesan doanya ia berkata” bagaimana aku berdoa kepadamu sementara aku berbuat maksiat, dan bagaimana aku tidak berdoa kepada-Mu padahal engkau maha pemurah”
Bahkan salah satu tabiin pernah berkata, ”sesungguhnya saya mengetahui kapan doa saya dikabulkan? ”yang lainnya bertanya, bagaimana hal itu bisa terjadi? Ia pun menjawab: yaitu ketika hati saya khusyu, anggota badan saya khusyu, dan mata saya mengeluarkan air mata. Maka pada saat itu hati saya akan berkata, ”doa ini akan dikabulkan”  subhanallah semoga kita bisa meniru tabiin tersebut ketika berdoa, sehingga doa kita dikabulkan.

  1. Mengikuti sunah
Secara manusiawi bila kita membutuhkan sesuatu kepada orang lain apapun jenis kebutuhannya baik berupa fisik atau berupa materi tentu saja ada hal dan cara tertentu agar bisa menarik simpati orang maka cara yang jitu dan sudah biasa dilakukan baik oleh perorangan atau kelompok dengan cara memberikan sebuah pujian baik dalam bentuk senyum, tegur sapa atau penghormatan karena pada dasarnya manusia senang dipuji.
Lebih-lebih ketika seseorang hendak meminta kepada sang pemilik alam semesta mungkin saja permintaan kita tidak dikabulkan penyebabnya karena ketidaktauan akan manfaat pujian bahkan mmuji allah salah satu bentuk syukur kepada-Nya selain salah satu kunci ijabah doa.
”Maha suci allah segala sesuatu yang ada dilangit dan di bumi memuji-Nya kepadanya: Qs Al hasyr
Didalam berdoa ada sunah-sunah yang perlu dilakukan oleh siapa yang hendak memohon kepada-Nya, dan ini merupakan kunci-kunci pembuka pintu ijabahnya, dan merupakan etika yang sangat penitng merupakan adab di dalam berdoa. Sunah-sunah tersebut adalah:
Bertahmid dan memuji allah swt
Bersholawat kepada rasulullah saw
Bertobat dan mengaku bahwa ia berdosa
Bersyukur atas segala nikmat-Nya
Sebagai salah satu contoh tentang doa yang dikabulkan karena dimulai dengan mengikuti sunahnya. Ja’far bin muhamad bin ali bin husain bin ali bin abi thalib berkata: ”ayahku kehilangan keledainya, lalu ia berkata: jika allah mengembalikannya, maka aku akan memuji-Nya dengan segala pujian yang diridhoinya. Lalu allah pun mengembalikan keledai itu kepada ayahku dengan tali dan pelanyanya. Lalu dia menaikinya, menghadapkan wajahnya ke langit dan berkata ”segala puji bagi allah” ayah tidak menambah ucapan tahmidnya itu. Saat beliau ditanya tentang hal itu, maka beliau bersabda ”apakah aku meninggalkan sesuatu?  Aku telah memberikan  seluruh pujian untuk allah swt.”

  1. Penuh harap dan cemas
Di dalam berdoa harus penuh pengharapan (oftimis) dan mempunyai rasa takut agar doa kita dikabulkan karena doa bukanlah sekedar perbuatan jasmani tetapi ia lebih merupakan sebuah ungkapan ruhani dan sebuah penghayatan bathin yang menjerit dan takut kepada yang maha pemurah.
Rudolf Otto dalam bukunya yang terkenal, deis heilige, memberikan indikasi terhadap orang yang berdoa dan beragama dalam dua terminologi yaitu tremendum (takut) dan tertarik (facsinans) dengan penuh pengharapan, cemas, takut  dan tidak ada yang diharapkan selain balasan dari-Nya. Lebih dari kata-kata rudolf tadi, bahkan allahpun memberikan keterangan bahwa berdoa harus dilakukan dalam keadaan khusyu sebagaimana dalam firman-Nya.
”berdoalah kepada kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada kami” Qs Al anbiya: 90 
Allah memberi pujian kepada orang yang melakukan doa dengan khusyu bahkan doanya di beri jaminan dikabulkan, bahkan nabi zakariya seorang nabi pun melakukannya saat berdoa dengan khusyu dan allah menyebutnya ia termasuk yang cemas dan penuh harap dalam berdoa.
Seperti apakah doa yang dilakukan dengan penuh harap dan cemas tersebut? Ini seperti dicontohkan salah satu tabiin. Imam ahmad bin hambal pernah berkata, apakah kalian mengetahui bagaimana seharusnya seorang muslim berdoa? Mereka menjawab: bagaimana seharusnya wahai imam? Imam ahmad berkata: tidaklah kalian melihat seandainya ada seorang laki-laki yang berada dilautan yang berombak besar, sedangkan ia bergantung pada sebatang kayu, dan ia hampir tenggelam (ya allah alat yang digunakan orang tersebut untuk menyelamatkan dirinya hanyalah sebatang kayu, padahal ia berada disebuah lautan yang berombak besar) maka orang itupun mulai berdoa, ya tuhan, selamatkanlah aku, ya tuhan, selamatkanlah aku, seperti itulah seharusnya seorang muslim berdoa” )

  1. Melakukan amalan soleh terlebih dahulu
Seseorang yang ingin doanya dikabulkan hendaklah melakukan amal saleh terlebih dahulu sehingga amalan tersebut dapat membuka kunci terkabulnya doa. Banyak amalan yang bisa dilakukan seperti menyantuni anak yatim, membantu orang dalam kesulitan, mengeluarkan harta dijalan allah, zakat, berbakti pada kedua orang tua, dan sedekah. Diantara dalil yang menerangkan bahwa doa akan mudah dikabulkan jika didahului dengan melakukan amalan saleh adalah hadits yag mengisahkan tiga orang manusia yang terjebak dalam gua yang tertutup sebuah batu besar. Sebagaimana disebutkan dalam as-shahiain dan kitab lainnya. Dalam hadits tersebut diceritakan bahwa masing-masing dari ketiga orang tersebut bertawassul dengan amal yang paling besar yang pernah mereka lakukan karena allah swt. Ternyata allah mengabulkan doa mereka, sehingga batu yang menutup itu dapat bergeser.
Selain itu, berbakti kepada orang tua juga merupakan amalan saleh yang utama setelah beribadah kepada allah swt. Dan merupakan kunci pembuka yang mustajab bila doa kita ingin dikabulkan maka rajinlah berbuat baik kepadanya. Mengenai hal ini ada kisah nyatanya sebagai bukti dari seorang tabiin, meskipun nabi tidak pernah melihatnya namun beliau mneyarankan kepada para sahabat yang bertemu dengannya supaya meminta doanya. Kelebihan tabiin tersebut ketulusannya dalam berbakti kepada orang tua.
Umar bin khottob berkata: ”aku pernah mendengar rasulullah saw bersabda: ”akan datang kepada kalian uwais bin Amir al qorni? Bersama banyak penduduk yaman, dari daerah murad dan Qaran. Dulunya ia berpenyakit kusta lalu sembuh tersisa sebesar uang satu dirham. Ia punya seorang ibuyang berbakti kepadanya. Sekiranya Uwais memohon kepada allah niscaya allah mengabulkan permohonannya. Maka jika kamu bisa memintanya beristighfar untukmu, lakukanlah.........(HR. Muslim)

8.  Memuji Allah        (Dengan menggunakan Asma wasifat Allah)
Allah berfirman: allah mempunyai asma’ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Qs: Al’a’raf: 180)
Berdoa dengan menggunakan Asma wasifat allah harus sesuai dengan doa yang dipanjatkan, jika berdoa memohon surga, hendaknya berdoa dengan memohon kebaikan dan rahmatnya, dan jika mendoakan orang zalim agar celaka misalnya, maka janganlah menggunakan asma allah ar-rahman atau alkarim karena ini menyalahi arti. Seharusnya menggunakan asma allah al-jabbar atau al-qohar ini perlu dipahami oleh setiap yang mau berdoa. (Tafsir Sepersepuluh)
Begitulah pentingnya memahami makna asma’ul husna bila salah memaknai maka bukan saja doa kita ditolak tetapi lebih dari itu menyalahgunakan nama-nama baik yang Allah miliki. Oleh karenanya saat Rasulullah mendengar salah satu sahabat berdoa didahului dan menggunakan Asma’ul husna Rasul menegaskan pada sahabatnya bahwa doanya mustajab. Sebagaimana dijelaskan dalam keterangan hadits dibawah ini.

Buraidah Ibnul Hushaid meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah mendengar seseorang berdoa, ”ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, bahwasannya aku bersaksi bahwa engkau sesungguhnya adalah Allah yang tidak ada illah (sesembahan kecuali diri-Mu yang maha tunggal lagi maha sempurna yang tidak beranak dan tidak pula diperanakan serta tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya)”
Maka Rasulullah saw bersabda: ”sungguh engkau telah meminta kepada Allah, dengan menyebut nama-Nya yang apabila ia diminta dengannya pasti memberi, dan bila diseru dengannya pasti menjawab.” 

  1. Mendahulukan taubat yang benar
Manusia adalah mahluk yang lemah, adakalanya sering khilaf dan berbuat dosa tanpa disadarai baik itu dosa kecil atau dosa besar.  Mungkin kita tidak terasa telah menyakiti orang disebabkan oleh ucapan atau lisan yang membuat orang sedih oleh perkataan dan sikap kita. Namun sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang selalu memohon ampun atas segala dosa yang ia lakukan. Maka jalan yang terbaik adalah dengan istighfar memohon ampun kepada-Nya sambil menyesali atas segala kesalahan  yang pernah dilakukan.
Mach Scheler berkata: menyesal adalah tanda kembali kepada Tuhan lebih menarik apa yang dikatakan oleh salah satu ulama islam yaitu Ibnu Qoyyim.
Ibnu Qoyyim berkata: bila jalan menuju penunaian ibadah tidak mudah ditempuh, maka taubat adalah pengganti yang niscaya. Kalaulah manusia tidak memiliki ruh yang disiram selalu dengan taubat . maka manusia yang merupakan anak air dan tanah, akan selalu terhalang putus asa untuk sampai kepada Allah. Bagaimana pula bila kita ternyata banyak lalai, asal-asalan dalam beribadah, menanggap remeh urusan penghambaan yang besar, dan selalu mementingkan hak diri sendiri ketimbang hak Allah?
Nasihat yang dijelaskan oleh Ibnu Qoyim diatas menjadi pelajaran buat kita untuk dijalankan belaiu menggambarkan bagaimana prinsip dasar dari solusi hidup dimulai dari hubungan baik kita kepada Allah. Perkataan Ibnu Qoyim juga menjelaskan bagaimana taubat dan meminta ampunan punya peranaan besar dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam hidup. Bertaubat merupakan kewajiban dan salah satu pembuka pintu ijabah sebagaimana kisah nyatanya di bawah ini.
Suatu hari ada seseorang datang menemui Hasan Al Bashri. Lelaki itu mengadukan kepada-Nya tentang musim kemarau yang panjang serta hari-hari yang kering dan gersang. Maka Hasan Al-Bashri berkata: kepada orang itu ”mohon ampunlah”
Tidak lama kemudian, datang lagi orang lain. Kepada Hasan Al Bashri orang itu mengadukan masalahnya. Ia mengeluhkan soal kesulitan hidup dan kemiskinan. Maka Hasan Al-Bashri menasehati orang itu, ”mohon ampunlah”
Beberapa saat kemudian, datang juga mengadukan hal yang berbeda, kali ini orang tersebut mengadukan masalah pribadinya ia mengadukan soal keturunan yang sulit ia dapatkan.  Hasan Al Bashri kembali menasehati orang itu, ”mohon ampunlah”
Orang yang menyaksikan peristiwa itu berturut-turut merasa heran. Sebab setiap kali orang itu datang mengadukan masalah yang mereka hadapi, selalu saja jawaban Hasan Al Bashri adalah sama ”mohon ampunlah” itulah sebuah gambaran yang jelas betapa besar pengaruh taubat terhadap tatanan kehidupan pribadi dan lingkungan kita.

  1.   Faqir dihadapan-Nya saat munajat  
Bersikap dihadapan Allah swt. Sebagai orang yang miskin, dan mengingat nikmat-nikmatnya sambil menjelaskan kondisi kita sebenarnya lalu katakanlah kepada-Nya aku adalah orang miskin, lemah, faqir serta tidak memiliki daya dan kekuatan. Bersikap dihadapan Allah sebagai orang yang hina dan sesungguhnya bahwa dosa-dosaya begitu banyak seluruh kesalahannya ia mohonkan kepadanya. Dengan sikap inilah pintu ijabah akan dibuka sehingga permintaan kita akan dikabulkan.
Tentang hal ini ada kisahnya dari seorang ulama saleh bernama Hasan Al Bashri ia berkata: suatu ketika saya pernah bertawaf di Baitullah. Ketika itu, disampingku ada laki-laki yang bersikap dihadapan Allah swt sebagai orang yang miskin dan hina, ia berkata: pakaianku sederhana seperti yang engkau lihat, anak perempuanku yang tercinta sedang menangis seperti yang engkau lihat, dan istriku sangat lemah seperti yang engkau lihat, tidaklah engkaulah kondisi yang ada pada kami, tidaklah engkau melihat wahai Tuhan? Wahai dzat yang melihat kondisi kami dan wahai dzat yang tidak bisa dilihat.”
Melihat kejadian tersebut, Hasan AlBashri pun merasa kasihan kepada orang laki-laki tersebut, kemudian ia memberi harta kepadanya. Orang tersebutpun melihat hasan, lalu ia berkata kepadanya: apa yang kau lakukan? Sang imam menjawab: saya melihat kamu seperti orang faqir dan lemah maka saya pun ingin memberikan harta ini kepadamu. Orang laki-laki itupun berkata: sesungguhnya aku adalah orang kaya. Saya memiliki ini dan ini, akan tetapi saya mengetahui bahwa allah akan merasa senang jika kami bersikap dihadapan-Nya sebagai orang yang hina ketika kami sedang berdoa, karena itulah kami melakukan hal itu.
Sungguh dugaan sang imam meleset, tetapi belaiu berhak untuk melakukan hal itu, sebab kejujuran bersama Allah tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah. Dan sungguh mulia prilaku orang yang berdoa dengan sikap tersebut, bisa jadi ia kaya karena doanya sering dilakukan seperti itu, karena seorang yang membutuhkan sesuatu harus memintanya kepada zdat yang maha kaya, seorang yang kaya yang merasa hina dihadapan-Nya akan ditambah kekayaannya, apalagi seorang yang hina yang benar-benar hina maka dia yang maha kaya dengan kuasanya akan memberi-Nya. Amin

12. Hadirnya hati dengan harapan yang kuat
Sebab ini adalah merupakan sebab inti dalam maslaah ibadah, karena ini tidak mudah dilakukan, membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi dalam mencapai tingkat kehusyuan dalam berdoa sebelum berdoa terlebih dahulu harus menjaga atau menghilangkan pikiran yang bukan-bukan karena doa kita lebih penting dari itu dengan khusyu itu akan memahami doa yang kita panjatkan, sehingga doa akan terasa lebih nikmat dan merasakan dekat merasa di awasi-Nya walaupun ia tidak melihat kita, yakinilah bahwa kita harus merasa melihat-Nya.
Allah berfirman ”dan hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang meminta apabila ia berdoa kepadaku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS: Albaqarah: 186)
Sayyid Qutb dalam Tafsirnya fiidzilal al-qur’an, menggaris bawahi ayat diataas ada tiga masalah penting yang ditafsirkannya:
Pertama : Allah menisbatkan dirinya kepada kita selaku hambanya, dalam kata ’ibaadii artinya hamba-hamba-Ku. Penyandaran nama Allah kepada kita merupakan tanda kedekatannya kepada kita. Tanda bahwa Allah begitu sayang dan sangat memperhatikan kita.
Kedua, ”sesungguhnya aku dekat” jawaban itu tanpa perantara, Allah menghapus kalimat ’qullahum’ (katakanlah kepada mereka) yang lazimnya ada setelah kalimat ’wa idzaa saalaka ’ibaadii’ anni’ (jika salah seorang hamba-Ku bertanya tentang Aku) allah segera menjawab langsung dengan ’fa innii qariib’ (sesungguhnya aku dekat). Ungkapan seperti itu menandakan bahwa pintu Allah swt selalu terbuka. Ia memang dekat bagi siapa saja yang menyerunya.
Dan ketiga, Allah swt segera menyatakan, ”ujiibu da’wata daa ’iidzaa da’aanii’ (Aku mengabulkan permohonan jika ia memohon kepada-Ku) firman Allah ini langsung ditegaskan setelah ’fa inni qariib’ (sesungguhnya Aku dekat) artinya, Allah tidak lagi memerlukan lagi kalimat ’aku mendengarkan pinta mereka’ tetapi tanpa jarak langsung mengeluarkan kalimat ’aku mengabulkan permohonan jika ia memohon kepada-Ku’ itu sebabnya, Sayyid Qutb menyebutnya ’aayah ajiibah’ (firman Allah yang menakjubkan).
Ayat ini menanamkan dalam hati orang beriman sebuah panggilan yang menyejukan, penuh kasih sayang dan kedekatan. Maka berdoalah jangan bosan tentunya dengan harapan yang kuat karena Allah maha pengasih tidak membiarkan hambanya pulang dengan tangan hampa, bila doa kita panjatkan tanpa lalai sedikitpun penuh keyakinan dan kehusyuan.

13. Tidak putus asa saat berdo’a
Putus asa adalah sebuah ungkapan perasaan atas hasil yang dikerjakannya tida sesuai dengan keinginan dan kemudian menimbulkan perasaan jelek seperti jengkel, kecewa dan berujung pada keputusasaan terhadap harapan baiknya. Orang yang putus asa dalam pertolongan Allah diumpamakan ia tidak lagi memiliki iman karena kepercayaan kepada Tuhan-Nya sudah hilang bahkan disamakan dengan sifat orang kafir. Seperti dalam firman-Nya.
”janganlah putus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum kafir” QS: Yusuf: 87
Makanya, tidak heran jika ada orang yang mengahiri hidupnya hanya karena hal spele, karena awalnya putus asa ketika ujian datang menimpanya. Misalnya seorang pelajar atau mahasiswa mendapat hasil ujian kurang memuaskan ia langsung kecewa, orang yang ditolak lamarannya, seorang pekerja karena di PHK, pengusaha yang mengalami kerugian terus menerus, lebih mengerankan bin ajaib orang sehat dan kaya melakukan bunuh diri hanya disebabkan awalnya kekecewaan, seperti yang dilakukan direktur Hyundai ia meninggal mengenaskan karena mati bunuh diri meloncat dari gedung mewah yang tinggi.
Tiada jalan lain bagi orang beriman jika hasil usahanya tidak memuaskan kita harus mengembalikannya kepada pemilik kita allah swt mungkin saja usaha, doa dan ihtiar kita belum sempurna. Dan hal ini bukan saja diakui oleh orang beriman, bahkan orang barat pun mengakuinya. Seperti ungkapan mereka dibawah ini.
Dr. A.A Bril berkata ”sesungguhnya orang yang beragama sudah tentu tidak akan pernah menderita penyakit jiwa”
William James, seorang filsif mengatakan “sesungguhnya terapi terbesar bagi stress tidak diragukan lagi adalah iman”
Lebih menarik lagi apa yang dikatakan oleh Dr Karl Bang dalam bukunya Alinsan al ashri yabhatsu ’annafsihi (manusia modern mencari jati diri) ia bercerita ” setiap pasien yang berkonsultasi padaku semenjak 30 tahun yang lalu yang berasal dari segala penjuru dunia, ternyata sesungguhnya penyebab sakit mereka adalah kurangnya keimanan dan goyahnya akidah (keyakinan) mereka, sementara mereka tidak akan mendapatkan kesembuhan kecuali setelah mereka mengembalikan keimanan mereka”
Dan sangat masuk akal, apa yang dijelaskan oleh Ust Yusuf Mansur dalam bukunya kun fayakun. Ia memotivasi para pendoa sambil mengatakan ”jangan putus asa bila doa kita tidak dikabulkan, nasihatnya. Ketika ada jamaahnya yang bertanya kepadanya, tentang doanya yang tak kunjung dikabulkan, lalu ia terus menjelaskan berbaiksangkalah kepada Allah baik dikabulkan atau tidak. Lebih lanjut ia mencontohkan, dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang tua yang tidak mengabulkan permintaan anaknya untuk dibelikan motor.
Sebab, orang tua itu tau, akan sifat jelek anaknya jika memiliki motor, jadi lebih baik tidak dibelikannya. Apabila hanya menjerumuskan anaknya. Memberi, berarti membunuh si anak. Dan teruslah bekerja dan berdoa sehingga tidak ada kata timbul merasa pesimis apalagi putus asa dalam berdoa.
Mengenai tidak putus asa dalam berdoa ada kisah menarik dari salah satu sohabiyah, mengajarkan pada kita betapa seorang wanita di zaman Nabi pun ketika memohon penuh kesungguhan apalagi kita manusia biasa, yang tingkat kesalehan pribadi kita yang masih jauh dari kesempurnaa.
Inilah kisah berharga dari Asma binti Abu Bakar potret wanita yang terus berjuang dalam menjalani kehidupan dengan selalu memohon kepada-Nya, semua urusannya diserahkan kepada Allah sambil berdoa dan berdoa.
Ini kisah penderitaan Asma binti Abu Bakar suatu ketika ia bercerita dengan nada jenaka, ”kami mempunyai seorang tetangga yahudi yanng sedang menyembelih domba dan memasaknya. Aku bisa mencium bau masakannya yang amat sedap. Aku yang menggendong putriku Khadijah, tidak sabar mencium bau itu. Maka aku keluar dan menemui istri tetanggaku. Aku berpura-pura meminta api, dengan harapan dia akan memberikan sebagian dari masakannya, sekalipun aku sebenarnya tak membutuhkan api, setelah aku bisa melihat dan mencium masakan itu dari dekat keinginanku makin menggebu. Maka api yang ku minta dari tetanggaku kupadamkan, lalu aku mendatanginya lagi untuk kedua kalinya. Pura-pura minta api lagi.Asma bercerita bagaimana ia mengulang berkali-kali.
Setelah itu, ia duduk menangis sambil berdoa kepada Allah. Tidak lama kemudian suami tetangganya yang yahudi itu datang. Ia bertanya kepada istrinya ”apakah ada seseorang perempuan arab yang meminta api? Ya jawab istrinya. Sang suami berkata lagi ”aku tidak akan mencicipi masakan itu sedikitpun, kalau kamu belum mengirimkan sebagiannya pada perempuan itu. Lalu orang itu mengirim maskan beserta kualinya pada asma. Dan asma berkata ” tidak ada sesuatu yang lebih menarik bagiku di dunia saat itu, selain dari masakan itu” katanya. Lihatlah bagaimana asma tidak putus asa ia gigih berjuang hingga pada suatu titik bersimpuh pada allah dan berdoa. Hingga ahirnya memperoleh keinginannya yang sepintas sederhana.
Bayangkan, kalau untuk sepiring masakan saja Asma begitu rupa daya upaya, apalagi pada detik yang menentukan dalam hidupnya. Ini pengingat agar kita tidak berhenti apalagi putus harapan saat berdoa, karena ini juga yang dipesan oleh Abu bakar pada sahabatnya Umar ketika detik terahir hidup Abu Bakar.
Suatu saat ia memanggil Umar dan berkata ”hendaklah seorang hamba selalu memohon dengan sungguh-sungguh dan merasa takut. Tidak berangan-angan pada allah, tidak pula berputus asa terhadap rahmat Allah. Jika engkau memperhatikan wasiatku ini maka tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang paling engkau cintai dari kematian, dan engkau tidak bersikap lemah terhadapnya.” begitulah seharusnya komitmen seorang muslim dalam berjuang, harus penuh oftimis hingga detik terahir hidupnya.

14.  Berdoa dalam keadaan suci
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Darda bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda ”barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian shalat dua rakaat dan berdoa kepada Tuhannya, maka cepat atau lambat doanya pasti akan dikabulkan (Hr. Thabrani dalam alkabir)
Tirmidzi dan Hakim dalam Almustadrak meriwayatkan hadits dari Abu Musa Alasy’ari ia berkata bahwa Rasulullah saw pernah meminta diambilkan air, kemudian berwudhu, setelah itu beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdoa ”ya Allah ampunilah Ubaid bin Amir” (Hr Bukhari dan Muslim)

15. Menggantungkan doa dengan kehendak
Berdoa dengan ungkapan ”ya Allah ampunilah aku, jika engkau kehendaki” mengenai hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadits sahih dan sahabat Abu Hurairah bahwasannya rasulullah saw bersabda ”janganlah salah seorang dari kalian mengatakan ”ya Allah, ampunilah aku, jika engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika engkau kehendaki, hendaklah ia bulatkan tekadnya dalam doanya, karena Allah tida ada paksaan bagi-Nya” (Hr Bukhari Muslim)
Ungkapan tersebut secara susunan kalimat terlihat benar, namun sangat menyalahi makna yang terkandung di dalam untaian doanya. Hadits diatas tentang doa merupakan peringatan dari Rasulullah bagi yang melakukan doa seperti diatas. Agar saat berdoa tidak ada semacam ’reserve” tidak ada bahasa atau ungkapan yang menyangsikan terkabulnya doa. Melainkan harus penuh pengharapan secara yakin dan penuh oftimis bahwa doanya yakin akan dikabulkan.
Bahkan didalam kitab Syarah Tauhid lebih ditegaskan lagi, seperti yang dijelaskan oleh Syakh Alu Syeih ia berkata ”bahwa orang yang mengucapkan perkataan itu tidak ingin merendahkan dirinya dihadapan Allah dan seakan-akan tidak memerlukan sesuatu, inilah gambaran orang-orang yang sombong dan berpaling dari Allah. Ucapan itu berarti keengganan adanya Allah dan bertentangan dengan kewajiban yang seharusnya seseorang hamba dalam hal rububiyah (penghambaan) Allah. Karena seharusnya seseorang mengajukan kebutuhan dan keperluan terhadap Tuhan-Nya dan juga dalam kalimat tersebut ia merasa tidak butuh akan ampunan, rahmat, karunia dan anugrahnya. Makanya dalam kalimat terahir ada ungkapan seharusnya ” hendaknya ia bertekad bulat dalam permohonannya ” maksudnya hendaknya ia memohon dengan penuh harap penuh dengan rasa membutuhkan. Sebagaimana Rasulullah jelaskan dalam haditsnya.
Rasulullah bersabda ”berdoalah  kepada Allah dan kamu harus berkeyakinan, maka pasti dikabulkan, ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai (Hr Tirmidzi)

            16. Terlalu merinci dalam berdoa
            Merinci dalam berdoa ialah doa yang tidak pantas dipanjatkan karena terlalu berlebihan permintaannya atau meminta hal yang aneh, mnegenai hal ini ada kisah nyatanya. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Na’amah bahwa Abdullah bin Mughafal pernah mendengar anaknya berdoa.
            ”ya Allah aku memohon kepadamu istana  berwarna putih disebelah kanan jannah” lalu beliau menegur ”wahai anaku, mohonlah janah kepada Allah dan mohonlah perlindungan kepada-Nya dari neraka, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, akan datang diantara umat ini, suatu kaum yang melampaui batas dalam bersuci dan berdoa” (Hr Abu Dawud dan Ahmad)
Didalam Tafsir sepersepuluh (penjelasan hukum dan peringatan bagi muslim) diterangkan mengenai maksud merinci dalam berdoa yaitu menyebabkan dan menyalahi makna dan doanya tertolak seperti, meminta perlindungan dari panasnya, sempitnya dan gelapnya api (neraka)  jahannam. Padahal seharusnya dengan hanya memohon perlindungan dari api neraka saja. Tidak perlu diuraikan karena Allah maha tau tentang apa yang diucapkan oleh lisan seseorang sekalipun dalam hati. (tafsirsepersepuluh, bab adab berdoa)
Rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya sejumlah doa yang indah dengan kata-katanya yang ringkas, tetapi mempunyai implikasi yang jauh jangkauannya, doa yang penuh berkah dan baik.
Rasulullah mengajarkan doa kepada Muadz dengan doanya.
”ya Allah bantulah aku untuk selalu mengingat-Mu, untuk bersyukur kepada-Mu, dan untuk beribadah kepada-Mu.”
Dan mengajarkan kepada Ali ” ya Allah bimbinglah aku ke jalan yang benar”
Ubaid bin Huasin diajarkan dengan doanya ”ya Allah berilah perlindungan aku dari kejahatan diriku sendiri”
Kepada Aisyah dengan doanya ”ya Allah, sesungguhnya engkau sangat mencintai ampunan maka cintalah aku”
Itulah beberapa contoh doa yang diajarkan Rasul kepada para sahabatnya. Kata-katanya singkat, namun isinya sangat berbobot, karena Rasul mencintai doa yang singkat dan meninggalkan doa yang berlebihan. Namun bukan artinya berdoa dilarang selagi isi doanya tidak berlebihan.

17. Tergesa-gesa meminta cepat dikabulkan
Rasulullah saw bersabda ”seorang hamba masih dalam kondisi baik, selama ia tidak terburu-buru” ketika menyampaikan kalimat itu, seorang sahabat bertanya, ”apa yang dimaksud dengan terburu-buru ya Rasulullah?” Rasul menjawab: ketika seorang hamba mengatakan ”aku sudah berdoa tetapi doaku tidak dikabulkan”
Tergesa-gesa merupakan perbuatan syetan sehingga kalau kita mengikuti bisikannyya kita pun akan mengikuti apa yang diinginkannya yaitu mengajak tergesa-gesa dalam berdoa sehingga akan menimbulkan perkataan yang dimaksud Rasul dengan mengatakan ”aku telah berdoa tetapi belum juga dikabulkan” hati-hati dengan kalimat seperti ini selain doanya ditolak juga ini merupakan tanda orang yang tidak sabar dan putus asa karena menginginkan jawaban dengan cepat dan segera mungkin hal ini sekan memaksa kepada ketentuan Allah.
Lebih jelasnya, seperti apakah doa yang dilakukan dengan tergesa-gesa? Mari kita perhatikan kata-kata dari ulama salah di bawah ini.
Ibnu Jauzi mengatakan ” adapun orang yang ingin cepat-cepat dikabulkan sebenarnya ia mendesak Allah swt dan sikap seperti ini tidak pantas disebut sebagai ibadah. Saat seseorang diberi cobaan, dibutuhkan olehnya sikap ridho dan sabar yang merupakan jalan menuju kebaikan. Menghadap Allah dengan senantiasa berdoa merupakan tindakan yang sangat terpuji, sedangkan berpaling darinya adalah haram, sedangkan ingin cepat berlalu dari cobaan adalah tindakan memaksa.”
Tidaklah kita mendengar kisah nabi Ayub ia adalah contoh seorang hamba yang sabar dan tabah dalam hidupnya ia menghadapi musibah selama 80 tahun tetapi tetap sabar dan harapannya sedikitpun tidak bergeser. Ketika istrinya berkata, ”berdoalah kepada Allah agar ia melepaskan dari ujian ini” Ayub menjawab: tidak aku malu, aku merasa bahwa ujian yang allah berikan padaku, belum sebanding dengan nikmatnya yang pernah kuterima. Subhanallah.
Ibnu Qoyyim mengatakan, diantara hal yang menjadi penghalang tidak diterimanya doa adalah tergesa-gesa. Ingin segera dikabulkan sehingga membuatya putus asa jika doanya belum terkabul bahkan membuatnya tidak lagi berdoa. Lalu ia mengupamakan orang ini ibarat menanam biji tanaman pada awalnya giat mengurus tanamannya, namun ketika hasilnya kurang sempurna ia merasa enggan melanjutkan, lalu ia tinggalkan tanaman itu.

18. Ihtihsar atau merasa bosan dan letih
Meminta kepada Allah berbeda dengan meminta kepada manusia. Allah sangat senang mendengar lantunan doa-doa dari permohonan hamba-Nya yang berulang-ulang dan tiada henti sedangkan meminta kepada manusia kadang marah, bosan bahkan enggan jika diminta secara terus menerus. Karena itu sebuah kesalahan fatal jika seoang hamba yang sangat butuh kepada pertolongan-Nya justru merasa bosan melantunkan kalimat-kalimat yang berulangkali disaat sedang meminta, atau merasa cukup dengan yang telah dilakukan.
Karl Jasper ia seorang Filsuf mengatakan bahwa ”Tuhan adalah satu-satunya yang tidak kenal lelah untuk mendengarkan doa manusia” (god is the only one who does not grow tired of listening to man)
Lebih tegas Rasulullah saw bersabda “wahai sekalian manusia, lakukanlah amal-amal sebatas kalian mampu karena Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan dan sesungguhnya amal-amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara kontinyu (terus menerus) meskipun sedikit (Hr Bukhari)
Mengenai hal ini, ada kisah nyatanya yaitu Yahya Albakka mengisahkan perjalanannya tentang berdoa kepada Allah suatu malam ia bermimpi berdialog dengan Tuhan-Nya dalam mimpinya ia berkata “wahai Tuhanku, mengapa aku berdoa kepadamu, namun tidak kunjung engkau kabulkan?” Tuhan berkata kepadanya “wahai Yahya aku ingin mendengar suaramu”
Ada pesan moral yang dapat dipetik dari kisah Yahya ini mengesankan bahwa Allah senantiasa senang mendengar rintihan hambanya dengan doa-doa yang ia lantunkan dari kisah ini hendaknya kita mengambil pelajaran bahwa jawaban Allah yang tertunda bisa jadi karena Allah ingin berlama-lama mendengarkan lantunan doa-doa kita. Seperti yang dialami oleh Yahya Bakka tersebut. Karena itu ketika bosan lalu berhenti berdoa berhenti pulalah Tuhan mendengarkan permintaan kita, padahal didalam berdoa ada nilai yang tak terhingga yaitu pembenahan diri kita menjadi lebih baik, bermutu dan lebih dekat pada sang kekasih kita Allah ‘azza wajalla.
Perhatikanlah juga sosok Imam Thawus ia seorang tabiin saleh, ia berdoa terus menerus, ia adalah salah satu tabiin saleh dizamannya, ia selalu berdoa dengan mengulanginya beberapa kali. Orang-orangpun bertanya, “mengapa engkau lakukan semua ini, wahai Imam? Ia menjawab “sebenarnya saya tidak ingin meminta dengan terus menerus, tetapi telah sampai kepada saya sebuah berita bahwa Allah swt menyukai orang-orang yang meminta dengan terus menerus maka saya pun ingin melakukan hal semacam itu”
Rasulullah saw bersabda “sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang meminta dengan terus menerus dalam berdoa” (Hr Ibnu Hajar dalam fathul bari)

19. Berdoa dengan hati yang lalai
Penyakit yang sering hinggap dihati seseorang ketika sedang beribadah adalah lalai. Kehilangan konsentrasi dan menghilangkan kehusyuan terkadang, didalam shalat, tanpa disadari imam yang berdiri didepan kita ternyata telah duduk di tahiyat akhir untuk mengakhiri shalat. Ibarat seseorang yang naik kendaraan dalam kondisi ngantuk ketika di dalam mobil yang ditumpanginya tentu mobil yang dinaikinya akan membawanya ketujuan yang salah.
Di dalam shalat begitu juga rokaat-rokaat shalat disetiap rakaatnya menguap begitu saja terbang bersama rasa kantuknya dan khayalan-khayalan yang berkecamuk dipikirannya. Hal yang sama juga kerap terjadi ketika duduk berdzikir dan berdoa ingatan kita terkadang  tak sejalan dengan lafadz-lafadz  yang kita ucapkan. Mulut yang terlihat komat kamit ternyata tak lebih dari sekedar gerakan bibir dan lidah yang tidak memberi makna pada hati dan jiwa, sungguh ini bukanlah penyakit yang harus diobati melainkan juga merusak ibadah dan doa tidak dikabul sehingga tidak mendatangkan manfaat dan keuntungan apa-apa.
Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda ”apabila seseorang diantara kamu semua berdoa maka hendaklah memperbesar keinginannya sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada sesuatupun yang dianggap besar (sukar) (Hr. Ibnu Hibban)

20. Hari Jum’at
Maha suci Allah yang telah memberi keutamaan dan dialah pemilik keutamaan dan kesempurnaan ia menciptakan seluruh bulan dan yang paling utama adalah bulan ramadhan menciptakan hari-hari dan yang paling utama adalah hari jumat didalamnya banyak keutamaan dan memiliki keistimewaan dibanding hari-hari yang lain. Amalan seseorang dihitung setiap hari jumat dalam seminggu, orang yang meninggal pada hari ini merupakan tanda husnul hotimah, matahari terbit pada hari jum’at, Adam diciptakan pada hari ini, dan lebih istimewa lagi bahwa pintu ijabah dibuka yaitu setiap permintaan yang dimohonkan pada hari ini diijabah.
Oleh karena itu, mohonlah sebanyak-sebanyak kebaikan karena kesempatan yang datang seminggu sekali kita akan rugi kalau tidak memanfaatkan kesempatan emas ini karena kita tidak tahu kalau Allah memanggil kita sebelum hari jum’at datang maka hilanglah kesempatan tersebut.
Rasulullah saw bersabda ”carilah waktu yang engkau berdoa di dalamnya di hari jumat setelah asar dan terbenam matahari” (Hr Tirmidzi)

21. Ketika sujud  saat terdekat dengannya
Sujud adalah salah satu rukun shalat yang utama. Allah memerintahkan kita untuk sujud dan senang bersujud. Dalam sebuah riwayat hadist qudsi, Abu Marrah mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa Allah swt berfirman ”wahai anak adam, shalatlah empat rakaat sejak permulaan siang hari, niscaya aku akan menjagamu hingga akhir hari ini” (Hr Ahmad)
Sujud merupakan sikap patuh, tunduk dan berserah diri kepada Allah, sehingga Allah menyebutnya sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepadanya.
”sujudlah dan dekatlah dirimu kepada Tuhan” (Qs Al-alaq)
Hal ini menunjukan betapa pentingnya sujud dan keutamaannya dalam shalat. Sujud menempati posisi utama disisi  Allah seutama shalat itu sendiri dan merupakan rukun shalat yang asasi tanpa sujud shalat tidak sah. Sebagaimana manusia hidup tanpa kepala manusia diangkat satu derajat dan diampuni satu dosanya. Masih banyak keutamaan tentang sujud dan didalam sujud adalah saat-saat terdekat seorang hamba dengan Tuhannya siapa saja yang memohon, maka pintu ijabah dibuka atau dikabulkan.
Ini juga yang dicita-citakan oleh salah satu sahabat nabi bernama Rabi’ah bin Kaab ia adalah seorang pelayan Rasulullah yang setia suatu saat ia meminta kepada Rasulullah agar bisa menemani beliau disurga. Rasul menyuruhnya agar memperbanyak sujud. Ini menandakan bahwa sujud mempunyai kedudukan yang sangat mulia tetapi yang harus dipahami bahwa sujud yang dilakukan Rabi’ah sahabat Rasul itu bukan sekedar menempelkan kening di atas sajadah.
Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda ”sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya ialah diwaktu ia bersujud, maka perbanyaklah doa ketika sujud” (Hr Muslim)

22. Waktu antara Adzan dan Iqomah
Masih banyak yang belum mengetahui diantara kita tentang keutamaan adzan dan iqomah bahwa didalamnya adzan memiliki banyak  keistimewaan bahwa barangsiapa yang berdoa pada saat itu doanya akan dikabulkan maka mintalah karunia dengan . sesungguhnya doa pada waktu adzan berkumandang pintu langit mudah ditembus artinya pada waktu itu bila berdoa dikabulkan.
Rasulullah saw bersabda ”doa permohonan yang tidak akan ditolak yaitu doa ketika adzan dan ketika dirundung kesulitan dimana orang yang satu bersitegang antara yang satu dengan yang lain”
Sangatlah wajar kalau Allah mengabulkan doa seseorang ketika dipanjatkan saat adzan, sebab adzan memiliki rahasia istimewa didalamnya yang mungkin masih banyak yang belum mengetahuinya.
Al Faqih menerangkan bahwa ”orang yang adzan itu dinamakan orang yang dipercaya, karena orang-orang menaruh kepercayaan kepadanya dalam masalah shalat dan puasa. Diantara hak kaum muslimin atas orang yang adzan adalah bahwa ia tidak mengumandangkan adzan untuk shalat subuh sebelum fajar benar-benar telah terbit, agar tidak ragu-ragu antara sahur dan shalat subuh, demikian juga ia tidak mengumandangkan adzan untuk shalat maghrib, sebelum matahari benar-benar telah terbenam supaya tidak ragu-ragu waktu untuk berbuka puasa. Oleh karena itu ia dinamakan orang yang dipercaya. Sedangkan imam dinamakan orang yang memberi jaminan, karena ia menjamin shalat orang yang ma’mum kepadanya, dimana rusak dan sahnya shalat mereka tergantung kepada shalatnya imam.
Selain rahasia adzan juga ada keutamaan mengenai Muadzin,  bahwa seorang muadzin memiliki keutamaan bukan hanya sekedar mengumandangkan panggilan adzan saja. Seperti yang dikatakan oleh ibnu abbas berkata ”ada tiga kelompok manusia yang akan dilindungi oleh Allah dari siksaan kubur yaitu, orang yang adzan, orang yang mati syahid dan orang yang mati pada hari atau malam jum’at”
Ironisnya, kita menyaksikan banyak orang yang tekun dan sunguh-sungguh dalam berdoa ketika habis shalat fardhu saja, tetapi justru lalai dengan moment yang berharga ini bahkan, menyedihkan  kebanyakan dari masyarakat karena ketidaktauan  akan manfaat, keutamaan dan rahasianya saat adzan berkumandang hanyut dalam canda, tontonan televisi, hiburan dan lainnya. Padahal pada saat itu ada waktu mustajab saat doa dimohonkan, pintu ijabah dibuka beberapa menit berbarengan iqomah saat shalat hendak ditunaikan.
Rasulullah saw bersabda ”tidaklah ditolak doa antara adzan dan iqomah (Hr Abu Daud dan Tirmidzi)

23. Saat safir atau dalam perjalanan
Salah satu bukti luasnya kasih sayang dan rahmat Allah bahwa betapa besarnya kekuasaannya banyak keajaiban yang terjadi di tengah perjalanan hidup manusia termasuk di dalamnya hal yang berkenan dengan doa. Namun, yang harus dipahami safir (perjalanan) disini adalah dalam rangka ibadah kepada Allah swt seperti dakwah, silaturahmi, atau menuntut ilmu dalam rangka ibadah lainnya.
Ibnu Katsir dalam kitabnya ”bidayah wanihayah” menceritakan kisah tentang seorang budak yang doanya diijabah ketika ia melakukan perjalanan. Budak itu bernama Safinah. Alkisah ketika ia sedang berpergian bersama para sahabat sepanjang garis pantai ketika mereka mendarat, seekor singa mendekati mereka dengan pandangan mata mengancam. Lalu Safinah berkata ”hai singa aku bersama para sahabat Rasulullah dan aku adalah pelayannya. Tidak ada yang dapat engkau lakukan pada kami, singa itu berbalik dan pergi berlari melarikan diri dari mereka. Itulah kisah nyata betapa Allah mendengar permohonan mereka saat ia sedang dalam ujian dalam perjalanan. Sayangnya saat sedang asyik diperjalanan karena indahnya melihat pemandangan dan panorama alam sampai melupakan kesempatan berharga ini.
Dari Abi Hurairah ra berkata, Rasulullah bersabda ”ada tiga doa mustajab yang tidak diragukan lagi padanya, yaitu doa orang yang sedang berpuasa, doa orang yang sedang musafir (dalam perjalanan) doa orang yang teraniaya” (Hr Abu daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

24. Doa seseorang untuk saudaranya seiman
Sungguh luar biasa setiap urusan orang yang beriman seluruh urusannya mengandung kebaikan dan pahala, apalagi yang diharapkan seorang dari setiap amalannya selain mengharapkan balasan dari allah, adapun balasan yang diberikan di dunia itu adalah bonusnya. Coba lihat yang ringan saja seperti memberi senyum itu merupakan sedekah, berjabat tangan ketika bertemu. Maka Allah mengampuni dosa antar keduanya sampai berpisah. Dengan hal ini cinta akan bersemi indah dalam bingkai persaudaraan yang nantinya akan selalu mengingat saudaranya meski dalam untaian doa, sehingga peluang untuk mendapat kesuksesan pun semakin mudah karena doa seseorang terhadap saudaranya sangat mustajab.
Dan memang Allah memerintahkan kepada setiap orang yang beriman untuk saling mendoakan, saling memintakan ampunan selain untuk diri sendiri dan keluarga juga untuk kebaikan saudara sesama muslim, karena selain akan menghilangkan noda hati, iri, dan dengki juga dalam doanya berpeluang dikabulkan.
Allah swt berfirman ”dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan (Qs: Alhujurat: 19)
Saling mendoakan sesama muslim adalah tradisi para nabi dan sahabatnya di madinah. Maka saat Ali lupa hanya berdoa untuk dirinya, rasulpun langsung menegur sebagaimana dalam kisahnya. Suatu ketika Ali Ra berdoa tetapi dia hanya untuk dirinya sendiri kemudian Rasulullah menegur, sebagaimana Ali bin Abi Thalib berkata, Rasulullah saw lewat ketika aku sedang mengucapkan doa ”berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya berdoa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi ” (Hr Dailami)
Bahkan, Rasulpun tidak segan meminta kepada sahabat Umar ra untuk didoakan. Suatu ketika sahabat Umar berpamitan kepada Rasulullah karena hendak berangkat menunaikan ibadah haji. Kemudian beliau berpesan kepadanya ”wahai saudaraku, jangan lupa doakan kami” ucap rasulullah. Apa jawaban Umar. Ia berkata ”wahai Rasulullah aku tidak akan menukar dengan segala isi dunia” sungguh Umar merasa terhormat dan bahagi atas permintaan Rasulnya tersebut.
Di dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan bahwa ”sebaik-baik pemimpin adalah mencintai mereka dan mereka mencintai kamu, mereka mendoakan dan kamu mendoakan mereka (Hr Muslim) oleh karena itu, harus dibiasakan tradisi saling mendoakan antara saudara yang satu dengan yang lain, pemimpin mendoakan rakyatnya, begitu juga sebaliknya rakyat mendoakan pemimpinnya, suami mendoakan istrinya, atasan perusahaan mendoakan karyawannya, guru mendoakan muridnya. Insyallah dengan kekuatan dan keberkahan doa Allah mencurahkan kebaikan dan rahmat serta kejayaan untuk pribadi, keluarga, masyarakat, umat bahkan bangsa ini.
Abu Darda Ra telah mendengar Rasulullah saw bersabda:
Tiada seorang muslim yang mendoakan temanya tanpa diketahui oleh orang yang didoakan melainkan disambut oleh malaikat dan untukmu juga seperti itu(Hr Muslim)

25. Sepertiga malam saat Allah turun kelangit dunia
Malam-malam yang diijabah yaitu malam ketika semua manusia tertidur pulas yaitu sepertiga malam terakhir. Ketika keheningan malam menyelimuti alam, ketika anak-anak manusia terlena dalam buaian mimpi, dia yang merindu kepada Allah, bangun utnuk tahajud menghamparkan sajadah, mengayunkan kaki menuju tempat wudhu membasuh muka kemudian ia mengadu kepada-nya untuk melepaskan udara bathinnya yang seharian sumpek didera oleh deru dunia yang penuh tawa dan basa-basi dan sandiwara. Maka ia yakini bahwa doa dipanjatkan pada malam hari mustajab. Karena dalam sebuah keterangan  Rasulullah pernah ditanya ”pada waktu apa doa (manusia) lebih didengar (oleh Allah)? Lalu Rasulullah menjawab ”pada tengah malam dan pada akhir setelah shalat fardhu (sebelum salam)” (Masahih Assunnah)
Salah satu bukti bahwa doa dipanjatkan pada malam hari sedang tahajud seperti yang diceritakan oleh At-Tanukhi. Ia menceritakan tentang seorang gubernur di Baghad ang telah merampas harta seorang wanita diprovinsinya. Dia merampas semua hak dan mengambil seluruh kekayaannya. Wanita itu menemaninya menangis didepannya, dia mengeluhkan kekejaman gubernur itu. Tapi gubernur tidak merasa menyesal ataupun malu terhadap apa yang telah diperbuatnya.
Dalam keadaan marah wanita itu mengatakan, aku mendoakan agar celaka, gubernur itu malah mentertawakannya dan berkata ”berdoalah engkau pada malam hari sesuai dengan kata-kata sinis gubernur” hanya beberapa hari, gubernur dijatuhkan dari kekuasaannya sebagai balasan dari kekejamannya, seluruh kekayaannya disita dan dia dihukum cambuk dihadapan masyarakat.
Menjadi pelajaran bahwa doa yang dipanjatkan pada malam hari sangat mungkin di kabulkan, maka nila ada keinginan datanglah pada Tuhan-Mu ia menantimu di keheningan malam, bahwa doa yang dipanjatkan di tengah malam pintu-pintu langit dibuka dan berpeluang diijabah.
 Dalam hadits qudsi Rasulullah bersabda, Allah berfirman ”rabb kita turun disetiap malam kelangit dunia, ketika saat sepertiga malam terakhir dia berfirman ”siapa yang memohon kepada-Ku Aku akan memperkenankannya, siapa yang meminta kepada-Ku Aku akan memberinya, siapa yang memohon ampunan-Ku akan mengampuninya” (HQR Bukhari, Muslim, Tirmidzi bersumber dari Abu Hurairah)  

26. Saat turun hujan
Kekeringan dan kemarau adalah persoalan lingkungan hidup orang akan mati kelaparan kalau tidak ada air, karena air merupakan sumber kehidupan. Kita memerlukan lingkungan yang subur, segar untuk menjalani kehidupan ini. Kita perlu hujan untuk mengairi sawah, membasahi tanaman, untuk bersuci dan membersihkan diri.
Allah swt memelihara dan dialah yang memberi rizqi kepada semua mahluknya ia menurunkan hujan untuk menyirami bumi yang kering, gersang lalu allah tumbuhkan pepohonan untuk makanan kita dan juga binatang baik itu rumput, padi, jagung, buah-buahan dan mahluk lainnya. Semuanya allah tumbuhkan hanya untuk kebutuhan manusia dimuka bumi bahkan bianatangpun kebagian jatahnya.
Allah swt berfirman ”dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga bermian? (Qs: Al anbiya: 30)
Keberkahan hujan sangat nampak sekali, seakan ada hujan ada kehidupan, bahkan hujan sumber rejeki maka wajarlah bila pintu langit terbuka saat hujan hingga doapun berpeluang di kabulkan. Sebagaimana sabdanya di bawah ini.
Imam Safii meriwayatkan dalam kitab Al’umm dengan sanad mursal dari Nabi aw beliau bersabda ”carilah doa yang mustajab, yaitu bertemu tentara musuh, shalat hampir dilaksanakan dan ketika turun hujan”( Hr Bukhari)

27. Sat bertemu musuh di medan perang
Saat bertemu musuh atau saat berperang melawan musuh, saat di ijabahnya doa yang dijanjikan rasul, bahkan rasulpun berdoa ketiks perang badar, dan akhirnya kemenangan ada dipihak kaum muslimin sejarah telah mencatat, betapa doa telah menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan dan pertolongan dari allah swt. Perang badah adalah salah satu perang besar dalam sejarah perjuangan islam menjadi bukti nyata betapa doa adalah bagian terpenting yang harus selalu ada  mengiringi setiap langkah dan perjuangan kaum muslimin.
Dan terbukti, doa yang dipanjatkan oleh rasulullah saw bersama para sahabatnya diijabah oleh allah dengan diturunkannya beribu-ribu malaikat yang turut berjuang bersama kaum muslimin sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an allah swt.
”ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada tuhanmu, lalu diperkenankannya bagimu ”sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut” (QS: alanfal: 9)
”pintu-pintu langit dibuka dan doa dikabulkan dalam empat keadaan, yaitu: ketika barisan bertemu dengan musuh dalam perang fisabilillah, ketika hujan sedang turun, ketika shalat didirikan, dan ketika melihat ka’bah” (Sayyid Ahmad Alhasyimi dalam kita mukhtarulhadis)

28. Bulan ramadhan saat berbuka dan sahur

Bulan ramadhan merupakan suatu moment super khusus yang diberikan allah kepada kaum muslimin. Dikatakan moment super kusus karena bulan ini memiliki banyak keistimewaan yang tidak terdapat dibulan-bulan lainnya. Allah menjadikan berbagai fasilitas penghapusan dosa dan kesalahan melalui berbagai aktivitas ritual dibulan ini.
Diantaranya adalah puasa ramadhan sebagaimana dalam shohihain, dari abi hurairah ra nabi saw bersabda.”barangsiapa siapa berpuasa ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaqalaih)
Banyak sekali aktifitas yang dapat dilakukan di bulan ramadhan alangkah ruginya kalau dilewatkan begitu saja tanpa makna, karena bulan ini adalah bulan yang penuh berkah, hari-harinya adalah peluang berusaha bernilai pahala, apalagi malam-malamnya adalah kesempatan emas untuk beramal. Orang yang berpuasa dibulan ini bau mulutnya pun bagaikan kasturi, apalagi zikir lisannya, sangat ironis bila masih ada orang yang berani melalaikannya, karena bulan penuh keberkahan ini hanya datang setahun sekali, apakah ada manusia yang meyakinkan dirinya bahwa akan bertemu bulan mulia ini, karena bisa jadi lebih dulu ajal menjemput ketimbang sempat menyambut bulan ramadhan. Sadarkah kita?
Segala aktifitas bernilai ibadah, orang yang berdoa diampuni bila bertaubat, doa yang dipanjatkan berpeluang dikabulkan, akankah kesempatan setahun sekali anda sia-siakan? Sungguh doa yang dipanjatkan mustajabah terutama saat berbuka dan hendak sahur.
”Telah datang kepadamu bulan ramadhan, bulan keberkahan, allah mengunjungi pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah melihat berlomba-lobanyanya kamu dibulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikatnya, maka tunjukanlah kepada allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang merugi ialah yang tidak mendapatkan rahmat allah dibulan ini” (Hr. At Thabrani)
Subhanallah tuhan kita memang maha baik, ia mengunjungimu, menawarkan segala keberkahan, permohonanmu dikabulkan, maka sambutlah tamumu yang mulia itu.

29. Malam lailatul Qadar
Pada bulan ramadhan, pintu-pintu neraka ditutup para setan diikat, pahala-pahala dilipatgandakan didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam lailatulqadar. Mendirikan shalat pada malam ini akan menghapus dosa. Sebagaimana abi hurairah berkata, rasulullah saw bersabda.
”Barangsiapa mendirikan shalat pada malam lailatulqadar karena iman dan mengharap pahala (dari allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (muttafaqalaih)
Itikaf dapat dilakukan kapanpun, namun akan lebih baik jika dilakukan dibulan ramadhan karena pada waktu ini ada saat-saat yang luar biasa pada hari-hari ganjil yang berada pada malam lailatulqadar. Bahkan nabi saw pun berusaha mendapatkan malam yang mulia ini dan memerintahkan para sahabatnya untuk berlomba mendapatkan malam mulia itu, bahkan membangunkan keluarganya ketika sepuluh malam terakhir telah tiba. Rasulullah dan sahabatnya lebih giat untuk mengisi hari-hari terahir walaupun ada beberapa keterangan mengenai kapan waktunya lailatulqadar muncul, tetapi dalam hadist diterangkan bahwa lailatul qadar terdapat pada malam-malam ganjil, yang lebih meyakinkan terdapat pada tanggal dua puluh tujuh hal ini dibenarkan oleh rasulullah  saw, maka perbanyaklah doa dan zikir bila sempat menjumpainya.
Ramadhan sungguh tamu yang mulia, terbukti malaikat jibril pun turun dari langit menuju langit dunia sambil ia memberikan salam sampai matahari terbit. Dan begitu mulianya di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan yang disebut malam lailatulqadar. Bayangkan 1000 bulan! Pernahkah anda menghitung? Seribu bulan sama artinya anda beribadah dengan nilai 80 tahun 3 bulan. Dan semuanya umurmu bernilai ibadah. Bila mendapatkan malam tersebut, subhanallah begitu pemurahnya tuhanmu itu.
Begitu istimewanya umat muhamad. Tidakah anda tertarik dengan kabar gembira dari rasul yang mulia dalam sabdanya. Bahwa selain itu, ada waktu penentuan bagi hambanya terjadi pada malam lailatulqadar. Barangsiapa yang ingin haji, ingin panjang umur, ingin banyak harta. Maka dapatkanlah malam istimewa dan berharga yang hanya terjadi setahun sekali yaitu terdapat pada malam lailatulqadar di bulan ramadhan.
Siapa yang tidak ingin harta melimpah, siapa yang tidak umur panjang dan bermanfaat, siapa yang tidak ingin punya keturunan, bahkan naik haji....? saya dan anda tentu menginginkan. Maka kencangkanlah ikat pinggang artinya perbanyaklah ibadah dengan memperbanyak zikir dan doa.
Inilah kabar gembira dan peluang berharga tentang malam mulia itu. Tidakah anda tertarik?
Dari ibnu abbas berkata : ”ditulis di ummil kitab (alqur’an) apa yang akan terjadi dalam setahun di malam lailatulqadar, rizqi fulan, kelahiran, kematian, haji fulan”. (tafsir Al Qurtubi hal 20 juz 30) 

30. Bulan Dzulhijjah
Banyak keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada kita peluang untuk meraih kebaikan. Namun ada moment penting yang lebih baik untuk meraih kebaikan dan kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang yaitu bulan Dzulhijah bulan dimana Allah mewajibkan bagi siapa yang diberi kelebihan rizqi untuk menunaikan  ibadah ketanah suci sebagai pengamalan dari rukun islam. Sungguh sebagai umat nabi muhamad merasa bahagia dan bangga apabila membaca keutamaan-keutamaan mengenai amalan ibadah haji dan ziarah ke Baitullah maka sangatlah wajar ini menjadi idaman setiap orang.
Namun janganlah berkecil hati bagi siapa saja yang belum sanggup menunaikannya, karena allah memberi kesempatan yaitu ibadah puasa arafah. Sangat disayangkan bagi orang yang mampu menunaikan haji yang dikaruniai rizqi lebih,  sampai menginjak tanah suci tidak diisi dengan ibadah dan doa, sebab kesempatan emas ini tidak setiap orang sanggup mendapatkannya. Jika seorang berdoa di sana doanya sungguh diijabah, seakan untaian doa dipanjatkan menembus pintu langit tanpa penghalang sedikitpun.
Rasulullah saw bersabda ”orang-orang yang berhaji dan orang-orang yang berumrah, adalah tamu-tamu allah. Jika mereka berdoa memohon kepadanya, niscaya diperkenankannya, dan jika mereka memohon ampunan kepada-Nya niscaya mereka diampuni” (Hr. Ibnu Majah bersumber dari Abi Hurairah)

31. Semua masjid



















13. menjaga diri dari perkara yang syubhat
14. menghindari makanan, minuman dan pakaian dari yang haram
16. menghadap kiblat
17. terus menererus meminta kepadanya
23. tidak bertatakrama saat berdoa
24. berdoa dengan maksud memutus silaturahmi